Project

Tips & Trik belajar Arsitek dengan cepat Menggunakan Software google sketchup

Ziarah Para Wali Songo

LOKASI MAKAM-MAKAM WALI SONGO


1. Maulana Malik Ibrahim
Lokasi :
Makamnya kini terdapat di desa Gapura Wetan,
Gresik, Jawa Timur.
Latar Belakang Sejarah :
Maulana Malik Ibrahim juga disebut sebagai Sunan
Gresik, atau terkadang Syekh Maghribi dan
Makdum Ibrahim As-Samarqandy. Maulana Malik
Ibrahim diperkirakan lahir di Samarkand di Asia
Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah
Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi,
mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-
Samarqandy, berubah menjadi
Asmarakandi.Sebagian cerita rakyat, ada pula yang
menyebutnya dengan panggilan Kakek
Bantal.Maulana Malik Ibrahim adalah wali pertama
yang membawakan Islam di tanah Jawa. Maulana
Malik Ibrahim juga mengajarkan cara-cara baru
bercocok tanam. Ia banyak merangkul rakyat
kebanyakan, yaitu golongan yang tersisihkan dalam
masyarakat Jawa di akhir kekuasaan Majapahit.
Misinya ialah mencari tempat di hati masyarakat
sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis
ekonomi dan perang saudara. Pada tahun 1419,
setelah selesai membangun dan menata pondokan
tempat belajar agama di Leran, Maulana Malik
Ibrahim wafat. Maulana Malik Ibrahim adalah sosok
penyebar agama Islam di tanah Jawa dan
merupakan wali tertua dari kesembilan wali. Di
dalam kompleks makam ini terdapat makam -
makam keluarga dan umum.
Deskripsi Bangunan :
Bangunan dari Makam Maulana Malik Ibrahin
mempunyai kekhasan tersendiri, hal ini terlihat dari
baha batu nisan dan gaya tulisan Arab. Batu Nisan
terbuat dari marmer dengan gaya Gujarat.
2.Sunan Ampel atau Raden Rahmat
Lokasi :
Lokasi makam Sunan Ampel terletak didalam
komplek masjid Jami Ampel di Surabaya
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat adalah
putra Maulana Malik Ibrahim, Muballigh yang
bertugas dakwah di Champa, dengan ibu putri
Champa. Jadi, terdapat kemungkinan Sunan Ampel
memiliki darah Uzbekistan dari ayahnya dan
Champa dari ibunya. Sunan Ampel adalah tokoh
utama penyebaran Islam di tanah Jawa, khususnya
untuk Surabaya dan daerah-daerah sekitarnya.
Deskripsi Bangunan :
Didepan makam ada dua pintu gerbang besar
bergaya Eropa. Makamnya terpisah dengan dari
makam lainnya dan diberi pagar teralis dari besi
setinggi 110 cm. Diarah kaki (bagian selatan) ada
pintu yang dapat dibuka dan ditutup yang
dilengkapi dengan kunci gembok. Jiratnya disusun
empat tingkat dan nisannya bagian atas berbentuk
seperti daun teratai. Pada sisi jiat bagian selatan
dituliskan keterangan diri tentang Sunan Ampel
dalam aksara Latin.
3.Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
Lokasi :
Lokasi Makam Sunan Bonang terletak di Bonang
adalah desa di kecamatan Panyingkiran,
Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan
nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah
putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang
adalah sebuah desa di kabupaten Jepara.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat
ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun,
yang sering diziarahi adalah makamnya di kota
Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua
karena konon, saat beliau meninggal, kabar
wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya
yang berasal dari Madura. Sang murid sangat
mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah
beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak
dapat membawanya dan hanya dapat membawa
kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat
melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang
yang berasal dari Tuban yang mendengar ada
murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan
Bonang. Mereka memperebutkannya.
4.Sunan Drajat atau Raden Qasim
Lokasi :
Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari
surabaya maupun Tuban lewat Jalan Dandeles
( Anyer - Panarukan ), namun bila lewat Lamongan
dapat ditempuh 30 menit dengan kendaran
pribadi.
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470.
Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian
mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra
dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan
Bonang.Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan
pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran,
Lamongan.
Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil
Syarifudin atau raden Qosim putra Sunan Ampel
dan terkenal dengan kecerdasannya. Setelah
menguasai pelajaran islam beliau menyebarkan
agama islam di desa Drajad sebagai tanah perdikan
dikecamatan Paciran. Tempat ini diberikan oleh
kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang
Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520
masehi.
5.Sunan Kudus atau Jaffar Shadiq
Lokasi :
Jafar Shodiq atau Sunan Kudus dimakamkan di
Masjid Menara Kudus yang terletak di Desa
Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus,
Provinsi Jawa Tengah. Di samping puluhan makam
di kawasan itu terdapat pula makam putra Sunan
Kudus yaitu Pangeran Palembang. Makam Sunan
Kudus sendiri terdapat di tengah-tengah bangunan
induk berbentuk joglo.
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Kudus dilahirkan dengan nama Jaffar
Shadiq. Dia adalah putra dari pasangan Sunan
Ngudung, adalah panglima perang Kesultanan
Demak Bintoro, dan Syarifah, adik dari Sunan
Bonang. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada
tahun 1550.Sunan Kudus pernah menjabat sebagai
panglima perang untuk Kesultanan Demak,dan dalam masa pemerintahan Sunan Prawoto,
dia menjadi penasihat bagi Arya Penangsang. Selain
sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak,
Sunan Kudus juga menjabat sebagai hakim
pengadilan bagi Kesultanan Demak.
Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam di
Kudus, Sunan Kudus menggunakan sapi sebagai
sarana penarik masyarakat untuk datang untuk
mendengarkan dakwahnya. Sunan Kudus juga
membangun Menara Kudus yang merupakan
gabungan kebudayaan Islam dan Hindu yang juga
terdapat Masjid yang disebut Masjid Menara
Kudus.Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan
sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kudus Kulon, yang
kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus
dan masih bertahan hingga sekarang.
Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun
kota Kudus, Jawa Tengah.Peninggalan lain dari
Sunan Kudus adalah permintaannya kepada
masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban
sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati
masyarakat penganut agama Hindu dengan
mengganti kurban sapi dengan memotong kurban
kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini
masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus
hingga saat ini.
6.Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
Lokasi :
Beliau dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo
dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang
berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia
lahir di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki
beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku,
Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul
Yaqin dan Jaka Samudra.
7. Sunan Kalijaga atau Raden Said
Lokasi :
Ketika wafat, beliau dimakamkan di Desa
Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini
hingga sekarang masih ramai diziarahi orang.
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450
dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati
Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau
Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain
Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan
Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi
masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari
Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga
berdiam di sana, dia sering berendam di sungai
(kali), atau jaga kali. Dalam satu riwayat, Sunan
Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh
binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra: R.
Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi
Sofiah.
8.Sunan Muria atau Raden Umar Said
Lokasi :
Makam Sunan Muria di Desa Colo, Kecamatan
Dawe. Ziarah ke makam Sunan Muria yang
berjarak sekitar 30 kilometer arah utara dari
KMMK (Kompleks Masjid Menara Kudus)
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar
Said atau Raden Said. Menurut beberapa riwayat,
dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah
dengan Dewi Soejinah, putri Sunan Ngudung.Nama
Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama
gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah
utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat dia
dimakamkan.
9.Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
Lokasi :
Kawasan Perziarahan makam Sunan Gunung Jati
yang terletak di desa Astana kecamatan Cirebon
Utara, sekitar 6 km dari Kota Cirebon yang di
lintasi jalur Cirebon Indramayu. Kawasan ini telah
di kenal luas,bahkan hingga ke mancanegara.
kawasan ini potensial untuk di tingkatkan menjadi
obyek wisata utama,dan tempat ziarah di Cirebon
pada khususnya dan untuk pengunjung luar juga
pada umumnya, di samping tetap melestarikan
sebagai tempat peziarahan.
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah
putra Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra
Syekh Jamaluddin Akbar. Di titik ini (Syekh
Jamaluddin Akbar Gujarat) bertemulah garis nasab
Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati. Ibunda Sunan
Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang, seorang
putri keturunan keraton Pajajaran, anak dari Sri
Baduga Maharaja, atau dikenal juga sebagai Prabu
Siliwangi dari perkawinannya dengan Nyai Subang
Larang. Makam dari Nyai Rara Santang bisa kita
temui di dalam klenteng di Pasar Bogor,
berdekatan dengan pintu masuk Kebun Raya
Bogor